PENDIDIKAN JASMANI SEBAGAI
PENDIDIKAN KARAKTER
( Disusun Guna Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani dan Rohani )
Dosen
Pengampu : Dra Farida Hanum.M.Kes
Di Susun Oleh :
Fadri Supriyanto (17110241020)
Prodi Kebijakan Pendidikan
Jurusan Filsafat dan Sosiologi
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya penjatkan
kehadirat Allah SWT, atas kasih dan rahmat-NYA sehingga penyusunan makalah ini
dengan judul “ PENDIDIKAN JASMANI SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER ”dapat selesai.
Dan tidak lupa pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak. Dan tidak lupa saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik penyusunan maupun penyajiannya.
Disebabkan oleh keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis, oleh karena
itu segala bentuk masukan yang membangun sangat diperlukan. Untuk diperbaiki
lebih lanjut. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Yogyakarta,
Fadri Supriyanto
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
|
:
|
……………………………………………
|
1
|
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
|
:
|
……………………………………………
……………………………………………
|
2
3
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
……………………………………………
|
4
|
1.1 Latar Belakang
|
:
|
……………………………………………
|
4
|
1.2 Rumusan Masalah
|
:
|
……………………………………………
|
5
|
1.3 Tujuan
|
:
|
……………………………………………
|
5
|
BAB II PEMBAHASAN
|
:
|
…………………………………………..
|
6
|
1.1 Pengertian
|
:
|
……………………………………………
|
6
|
1.2 Fungsi
|
:
|
……………………………………………
|
6
|
1.3 Peran
|
:
|
……………………………………………
|
7
|
1.4 Kelebihan dan
Kekurangan Pendidikan Jasmani dalam Pembelajaran anak
|
:
|
……………………………………………
|
8
|
1.5 Pendekatan
Pendidikan Karakter
|
:
|
……………………………………………
|
8
|
BAB III KESIMPULAN
DAN SARAN
|
|
……………………………………………
|
11
|
1.1 Kesimpulan
|
:
|
……………………………………………
|
11
|
1.2 SARAN
|
:
|
……………………………………………
|
11
|
DAFTAR PUSTAKA
|
:
|
……………………………………………
|
13
|
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan
lingkungan bersih melali aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan dalam
mencapai pendidikan nasional. (Depdiknas 2006: 131) Pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan dari pendidikan mencapai tjuan mengembangkan jasmani, mental,
social, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktifitas jasmani.
(Sukintaka. 2000:2)
Pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan ialah pendidikan yang mengaktalisasikan potensi
aktifitas manusia yang berupa sikap tindak dan karya . (Engkos Kosasih.1992:4).
Menurut Nassir Rosyidi (1082: 10-11) Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah pendidikan yang mengaktulisasikan potensi aktivitas manusia berupa sikap
tindak dan karya untuk dibei bentuk, isi, arah menju kebulatan kepribadiannya
sesai dengan cita-cita kemanusiaan. Dapat juga diuraikan bahwa arti pendidikan
jasmani itu meliputi: Gerak badan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
Pendidikan Olahraga.
Menurut
Nadisah (1992:15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas
yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola
perilak infividu yang bersangkutan.Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,
penghayatan nilai (sikap mental, emosional, spiritual, social) dan pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbhan serta perkembangan
yang seimbang. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
motibasi (motivation), dan
keterampilan (skills).Nilai karakter
dalam hubungannya dengan diri sendiri yakni, jujur, bertanggung jawab, bergaya
hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berwira usaha, berfikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri dan ingin tahu. Pembelajaran
kontekstual dan pelaksanan pembelajaran dalam integrasi pendidikan karakter
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
tujuan pendidikan jasmani diatas, maka dapat dirmuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
itu pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter?
2. Apa
saja tujuan dari pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter?
3. Bagaimana
peran pendidikan jasmani sebagai pembentuk watak dan karakter anak?
4. Apa
saja kelebihan dan kekurangan pendidikan jasmani dalam pembelajaran anak?
1.3 Tujuan
Tujuan
pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter yakni,
1. Untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran Pendidikan Jasmani sebagai Pendidikan
Karakter.
2. Untuk
mengetahui kontribusi pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model
pembelajaran terhadap pembentukan konsep diri pada anak.
BAB
II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Menurut Baley (1974:4),
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang mana adaptasi dan pembelajaran
tubuh (organik), syaraf dan otot, intelektual, sosial, emosional dan estetika
dapat dicapai dan dilakukan melalui aktivitas fisik yang penuh semangat. Sedangkan
menurut Hetherington, yang dikutip Kroll (1982: 67). Pendidikan jasmani bermain
merupakan bagian dari pendidikan jasmani, oleh sebab itu tujuan pendidikan juga
merupakan tujuan bermain. Guru Pendidikan jasmani perlu memahamkan kepada para
siswanya akan penting aktivitas jasmani bagi kehidupan. Kondisi saat ini,
mencirikan bahwa aktivitas jasmani kurang diperhatikan banyak orang.
Pendidikan Jasmani
sebagai Pendidikan Karakter adalah menciptakan keselarasan antara kualitas
fisik dan perkembangan mental, yang harus diselenggarakan pada semua jenjang
pendidikan. Tujuan dilaksanakannya pendidikan jasmani agar supaya tiap manusia
Indonesia memiliki “sehat”, baik fisik dan psikis sehingga dalam mengatur
perkembangan Negara menjadi terarah, jujur dan penuh tanggung jawab. Pendidikan
jasmani juga bertujan memunculkan jati diri peserta didik.
1.2 Fungsi
Fungsi Pendidikan
Jasmani dan Olahraga merupakan alat pendidikan, sekaligus sebagai upaya
pembudayaan. Berikut adalah penjabaran fungsi pendidikan Jasmani: Aspek
Organis, Aspek Neurosmuskuler, Aspek Perseptual, Aspek Kognitif, Aspek Sosial,
Aspek Emosional,dan Aspek Rehabilitasi.
a.
Aspek Organis adalah meningkatkan fungsi
system tubuh yang lebih baik.
b.
Aspek Neurosmuskuler adalah meningkatkan
keharmonisan antara fungsi saraf dan otot
c.
Aspek Perseptual adalah mengembangkan
kemampuan menerima dan membedakan isyarat
d.
Aspek Kognitif adalah mengembangkan
kemampuan dalam membuat keputusan
e.
Aspek Sosial adalah menyesuaikan diri
dengan orang lain dan lingkungan
f.
Aspek Emosional,adalah mengembangkan
respon yang sehat
g.
Aspek Rehabilitasi adalah terapi
terhadap kelainan tubuh
Karakter merupakan
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum,
tata karma, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan Karakter
adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter di Sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas. Sebagai upaya untuk
meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan
Nasional mengembangkan grand design
pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang dan jenis satuan pendidikan.
1.3 Peran
Peran Pendidikan
Jasmani sebagai pendidikan karakter di dalam usahanya terhadap pembentukan
sosial anak-anak antara lain:
a. Menanamkan
pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang
berlaku di masyarakat.
b. Menanamkan
kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat berkerja
sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.
c. Membina
dan memupuk ke arah pengembangan terhadap perasaan sosial, pengakuan terhadap
orang lain.
d. Menanamkan
dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan
atau pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau berkoban.
e. Menanamkan
kebiasaan untuk selalu mau belajar.
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan
Jasmani dalam Pembelajaran anak
Berikut merupakan
kelebihan dari diadakannya pendidikan jasmani: Kesehatan dan Kebugaran Jasmani,
Perilaku Hidup Sehat, Kesehatan Mental, Kesehatan dan Kesejahteraan Mental,
Perkembangan Sosial-Moral, Perilaku Sosial, dan Hubungan Sosial.
Beberapa
kelemahan dari diadakannya pendidikan jasmani di sekolah :
1. Infrastruktur
olahraga di sekolah
2. Sarana,
prasarana, dan peralatan
3. Tenaga
guru dan program evaluasi
4. Standar
kompetensi dan syarat minimum ketuntasan belajar
5. Alokasi
waktu latihan
6. Dukungan
sumber dana
7. Stakeholder
atau penentu kebijakan pembangunan olahraga pendidikan
8. Misi,
visi dan tujuann pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter.
Pendekatan Pendidikan Karakter
a. Keteladanan
Mendukung
terlaksananya pendidikan karakter, satuan pendidikan formal dan nonformal harus
dikondisikan sebagai pendukung utama kegiatan serta menunjukkan keteladanan
anak saat melakukan olahraga. Keteladanan juga dapa ditunjukan dalam perilaku
dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik dan mencontohnya.
b. Pembelajaran
Pembelajaran
karakter dilakukan melalui berbagai kegiatan dikelas, disatuan pendidikan
formal dan nonformal, serta di luar satuan pendidikan. Di kelas, di satuan
pendidikan formal dan nonformal, di luar satuan pendidikan formal dan nonformal.
c. Pemberdayaan
dan Pembudayaan
Pengembangan
nilai atau karakter dapat dilihat pada dua latar, yaitu pada latar makro dan
latar mikro. Latar makro bersifat nasional yang mencakup keseluruhan konteks
perencanaan dan implementasi pengembangan nilai atau karakter yang melibatkan
selurh pemangku kepentingan pendidikan nasional.
d. Penguatan
Penguatan
sebagai respon dari pendidikan karakter perlu dilakukan dalam jangka panjang
dan berulang terus-menerus. Penguatan dimulai dari lingkungan terdekat dan meluas pada lingkungan
yang lebih luas. Disamping pembelajaran dan pemodelan, penguatan merupakan
bagian dari proses intervensi. Penguatan
juga dapat terjadi dalam proses habituasi. Hal itu akhirnya akan membentuk
karakter yang akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri
masinbg-masing individu. Penguatan dapat juga dilakukan dalam berbagai bentuk
termasuk penataan lingkungan belajar
dalam satuan pendidikan formal dan nonformal yang menyentuh dan membangkitkan karakter. Berbagai penghargaan
perlu diberikan kepada satuan pendidikan
formal dan nonformal, pendidik, tenaga kependidikan, atau peserta didik untuk
semakin menguatkan dorongan, ajakan, dan motivasi pengembangan karakter.
e.
Penilaian
Pada
dasarnya, penilaian terhadap pendidikan karakter dapat dilakukan terhadap
kinerja pendidik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Kinerja pendidik dapat dilihat dari berbagai hal terkait dengan berbagai aturan
yang melekat pada diri pegawai, antara lain:
1)
Hasil kerja: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu penyelesaian
kerja, kesesuaian dengan prosedur .
2)
Komitmen kerja: inisiatif, kualitas kehadiran, kontribusi terhadap keberhasilan
kerja, kesediaan melaksanakan tugas dari pimpinan
Hubungan
kerja: kerja sama, integritas, pengendalian diri, kemampuan mengarahkan dan
memberikan inspirasi bagi orang lain. Kegiatan pendidik dan tenaga kependidikan
yang terkait dengan pendidikan karakter dapat dilihat dari portofolio atau
catatan harian. Portofolio atau catatan
harian dapat disusun dengan berdasarkan pada nilai-nilai yang dikembangkan,
yakni: jujur, bertanggungjawab, cerdas, kreatif, bersih dan sehat, peduli,
serta gotong royong. Observasi dapat dilakukan oleh atasan langsung atau
pengawas dengan bersumber pada nilai-nilai tersebut untuk mengetahui apakah
mereka sudah melaksanakan hal itu atau tidak.
Selain
penilaian untuk pendidik dan tenaga kependidikan, penilaian pencapaian
nilai-nilai budaya dan karakter juga dapat ditujukan pada peserta didik yang
didasarkan pada beberapa indikator. Penilaian dilakukan secara terus-menerus, setiap saat pendidik berada di
kelas atau di satuan pendidikan formal atau nonformal.
KESIMPULAN
Pendidikan
Jasmani adalah studi, praktik, dan ilmu gerak manusia. Pendidikan jasmani
adalah bagian dari system pendidikan secara keseluruhan. Tujuan diadakannya
pendidikan jasmani sebagai pendidikan karakter pada anak yaitu mengembangkan
keterampilan fisikal, mengembangkan kebugaran fisikal, mengembangkan sosial dan
untuk mengembangkan sikap dan juga apresiasi.
Dalam pembangunan karakter individu,
pendidikan jasmani mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas, sumber daya manusia yang dilakukan dengan berbagai aktivitas jasmani,
sehingga diperolah kesehatan dan kebugaran tubuh. Melalui jalur pendidikan
jasmani, baik aspek fisik (kualitas fisik) maupun aspek non-fisik (kualitas
non-fisik) yang menyangkut kemampuan kerja, berfikir dan ketrampilan dapat
teratasi. Keduanya harus ssaling terkait dan mendukung sehingga peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang tangguh dapat tercapai.
SARAN
Dengan adanya
uraian tentang pendidikan jasmani diharapkan mampu mengikis anggapan yang
kurang tepat dalam penilaian mengenai pendidikan jasmani. Sehingga tidak
terjadi salah persepsi, hal yang penting dianggap sebagai hal yang sampingan.
Dalam pembentukan karakter dan watak yang baik, peranan jasmani adalah dasar
dalam memulai jiwa yang berkarakter. Sebaiknya, lebih mengamalkan pendidikan
jasmani sebagai keutamaan yang sama seperti studi bidang yang lain yang
berperan dalam upaya kemajuan dan eksistensi bangsa yang dimulai dari kesehatan
fisik dan psikis yang disempurnakan oleh kegiatan-kegiatan jasmani.
DAFTAR
PUSTAKA
Baley,
J.A and Field, D.A (1976). Physical
Education and The Physical Educator 2 nd. Boston: Allyn and
Bacon inc
Nadisah
. (1992). Pengembangan Kurikulm
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dir Jen Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Kosasih,
Engkos. (1994). Olahraga dan Program
Latihan. Akademika Presindo. Jakarta
Kroll,
W.P. (1982). Graduate Study and Research
in Physical Edcation. Champaign illionis: Human Kinetivs Publisher.
Sukintaka.
( 2000). Teori Pendidikan Jasmani. Yayasan
Nuansa Cendekia: Yogyakarta
Tersedia
https://www.slideshare.net/Hariyatunnisa/peran-pendidikan-jasmani-sebagai-pembentuk-karakter-dan-watak-anak [14 Oktober 2017]